non-linear yg ada pada hypertext, bagian-bagian tertentu bisa merujuk ke bagian lain secara tidak sekuen sesuai dengan alamat rujukan yang diberikan. Komputer dapat mendukung kebutuhan yang berbeda dalam menyajikan domain yang tidak terstruktur dan membantu user untuk mendalami lebih dari satu perspektif topik atau issue. Misalnya, sistem hypertext yang mendukung nonlinieritas, media multi dimensi yang dapat menyajikan permasalahan kompleks yang tidak dapat tersaji dalam sistem tradisional.hal itu akan membuat user menjadi bingung. User akan tersesat dan “hilang” dalam link yang cabang- nya begitu banyak.
Disorientasi adalah masalah pada hypertext pengguna mungkin akan mengalami kesulitan mencapai pemahaman yang koheren konten karena overload kognitif-yang dikenal sebagai disorientasi kognitif. disorientasi terjadi hanya ketika pengguna menjadi hilang dalam hiper-space-tidak tahu di mana mereka berada atau ke mana harus pergi berikutnya (Dillon, 1996; Edwards & Hardman, 1989; McKnight, 1996). Beberapa studi telah melaporkan bahwa pengguna hypertext mengalami masalah navigasi seperti tidak mengingat apa yang mereka telah atau belum membaca dan yang pasti tentang ke mana harus pergi berikutnya (Gray, 1990; McDonald & Stevenson, 1996), serta dirasakan overload kognitif (Macedo- Rouet, Rouet, Epstein, & Fayard, 2003), sementara penelitian lain tidak menemukan efek yang signifikan dari format teks komputer pada disorientasi (Eveland & Dunwoody, 2001).
Cognitive Overload merupakan beban yang berlebihan pada Hypertext. Terlalu banyaknya pilihan link untuk user yang merupakn beban berlebih yang ditunjukkan hypertext sehingga akan mempersulit user untuk mau mengikuti link yang mana, akhirnya menimbulkan ketidak sukaan user dalam menggunakan aplikasi web.
Hal-hal itu dapat diatasi dengan cara sebagai berikut
1. Adanya penjelajah yang sederhana
2. Mengurangi bilangan Hypertext pada suatu node
3. Adanya fungsi help pada aplikasi web
4. Adanya Glossary bagi istilah yang teknikal